Intro
Kerangka Kerja “Jobs to be Done” menjadi semakin populer belakangan ini sebagai cara untuk memahami kebutuhan pelanggan dan merancang produk yang memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam desain produk, kerangka kerja Jobs to be Done melibatkan mengidentifikasi pekerjaan yang ingin dilakukan oleh pelanggan dan merancang produk yang membantu mereka mencapai pekerjaan tersebut lebih efektif daripada produk lain yang ada di pasaran. Dalam posting blog ini, kita akan menjelajahi berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam desain produk, bagaimana pekerjaan tersebut cocok dengan kerangka kerja Jobs to be Done, dan bagaimana pekerjaan tersebut berkontribusi dalam menciptakan produk yang sukses. Mulai dari memahami kebutuhan pengguna hingga terus meningkatkan produk berdasarkan feedback user dan analisis data.
Memahami Kebutuhan dan Keinginan Pengguna (user)
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan dalam desain produk adalah memahami kebutuhan dan keinginan pengguna. Ini berarti melakukan penelitian pengguna (user research) untuk mengumpulkan wawasan tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan user dari produk. Penelitian pengguna dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, termasuk survei, wawancara, dan observasi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang user sehingga perancang dapat membuat produk yang memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
Penelitian pengguna membantu perancang memahami konteks di mana user akan menggunakan produk, fitur apa yang dibutuhkan, dan bagaimana mereka ingin berinteraksi dengan produk tersebut. Pemahaman ini sangat penting dalam menciptakan produk yang intuitif dan mudah digunakan. Tanpa memahami kebutuhan user, perancang berisiko membuat produk yang tidak memenuhi kebutuhan tersebut atau sulit digunakan, yang dapat menyebabkan pengadopsianya yang rendah dan berefek kepada penjualan atau pengguaan produk yang kamu menjadi rendah.
Mengidentifikasi Problem dan Pain Points dalam Produk Saat Ini
Pekerjaan kedua yang harus dilakukan dalam desain produk adalah mengidentifikasi problem dan pain points dalam produk saat ini. Ini melibatkan menganalisis produk yang ada untuk menentukan di mana kekurangan dan hal apa yang harus diperbaiki. Desainer dapat menggunakan berbagai alat dan teknik untuk mengidentifikasi masalah, termasuk umpan balik pengguna (user feedback), pengujian kegunaan (usability testing), dan analisis pesaing (benchmark competitor).
Mengidentifikasi masalah dalam produk yang ada penting, karena membantu desainer as product designer menghindari membuat kesalahan yang sama dalam mendesai tampilan aplikasi atau produk . Ini juga membantu desainer mengidentifikasi area mana yang dapat membedakan produk kamu buat (app, service atau lainya) dari pesaing. Dengan menangani pain points pengguna, kamu sebagai desainer dapat membuat produk yang dapat menyelesaikan masalah secara real bagi pengguna, bertujuan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan serta pengadopsian berdasarkan poin diatas.
Mengembangkan Strategi Desain Berdasarkan User Research
Setelah kamu memiliki pemahaman mendalam tentang user dan telah mengidentifikasi problem dan pain points didalam produk saat ini, pekerjaan berikutnya adalah mengembangkan strategi desain. Ini melibatkan menentukan tujuan dan objektif dan membuat planing untuk bagaimana tujuan tersebut bisa dicapai. Kamu as Product Designer harus mempertimbangkan faktor seperti kebutuhan pengguna (User needs), persyaratan teknis (technical requirements), dan brand image saat mengembangkan design strategy.
Kamu juga harus mengembangkan pemahaman yang jelas tentang proposisi nilai produk dan bagaimana produk tersebut akan membedakan dari competitor. Proposisi nilai yang jelas membantu kamu membuat produk yang unik sebegai pemebeda dan memberikan nilai plus kepada user. Design strategy yang terdefinisi dengan baik memastikan bahwa produk sejalan dengan tujuan dan objektif keseluruhan perusahaan dan membentuk dasar pengembangan produk yang sukses.
Membuat Prototype untuk UT dan Memvalidasi Solusi Berdsarkan Desain
Pekerjaan selanjutnya yang harus kamu lakukan dalam mendesain produk adalah membuat Prototype untuk menguji dan memvalidasinya. Prototyping memungkinkan perancang menguji ide dengan resiko yang cukup rendah dan mengumpulkan user feedback. Dengan mengumpulkan user feedback di awal proses desain, kamu dapat dengan cepat mengulang dan menyempurnakan produk yang kamu buat, yang dapat mengarah ke produk akhir yang lebih baik.
Prototyping bisa memiliki banyak bentuk, mulai dari sketsa sederhana hingga mockup digital interaktif. Tujuannya adalah membuat prototipe yang mewakili produk akhir secara akurat dan memungkinkan pengguna berinteraksi dengan produk tersebut dengan cara yang meaningful 🙂. Dengan menguji dan memvalidasi solusi desain di awal proses desain, kamu dapat menghindari kesalahan yang mahal di kemudian hari dalam proses pengembangan atau development process.
Refining and Iterating Berdasarkan User Feedback
Pekerjaan selanjutnya yang harus kamu lakukan dalam mendesain produk adalah tahap penyempurnaan (refining) dan iterasi desain berdasarkan user feedback. User feedback sangat penting dalam menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan dan harapan user. Kamu sebagai produk desainer harus terbuka terhadap user feedback dan bersedia membuat perubahan pada desain berdasarkan user feedback.
Tujuan dari menyempurnakan dan interasi desain adalah menciptakan produk yang intuitif, mudah digunakan, dan menyelesaikan real problem bagi user. Dengan terus mengulang dan menyempurnakan desain berdasarkan user feedback, kamu dapat menciptakan produk yang disukai dan digunakan secara regular oleh user.
Berkolaborasi dengan divisi lain
Desain produk tidak dilakukan secara terpisah. Kamu harus berkolaborasi dengan tim divisi lain, termasuk dev team, marketing, dan product manager, untuk menciptakan produk yang sukses nantinya. Kolaborasi memastikan bahwa produk sejalan dengan tujuan dan objektif keseluruhan perusahaan dan bahwa semua pemangku kepentingan memiliki suara dalam pengembangan produk.
Kolaborasi juga membantu kamu sebagai produk desainer memahami persyaratan dan kendala teknis dan memastikan bahwa produk dapat diproduksi dengan skala besar. Dengan berkolaborasi dengan tim dari divisi lain, kamu dapat menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pengguna, memenuhi persayaratan dari sisi techinal, dan dapat digunakan dan dipasarkan secara efektif oleh marketing team.
Memastikan Produk Memenuhi Persyaratan Secara Teknis
Kamu harus memastikan bahwa produk memenuhi persyaratan secara teknis oleh dev team. Ini melibatkan bekerja sama dengan tech engineers untuk memastikan bahwa desain dapat dibuat atau di convert secara code juga scalable dan memenuhi persyaratan seperti performance, reability , dan security.
Kamu juga harus mempertimbangkan kendala dalam mendevelop seperti cost and time to market. Dengan merancang dengan mempertimbangkan tahapan development, kamu dapat menciptakan produk yang tidak hanya fungsional dan mudah digunakan tetapi juga hemat biaya untuk diproduksi.
Menciptakan User Interface dan User Experience yang baik
Pekerjaan selanjutnya yang harus dilakukan dalam desain produk adalah menciptakan UI dan UX yang intuitif dan mudah digunakan. user interface adalah representasi visual dari produk dan menentukan bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk. User experience adalah pengalaman pengguna secara keseluruhan dalam menggunakan produk, mulai dari proses onboarding awal hingga akhir.
Kamu sebagai designer harus mempertimbangkan faktor seperti user needs, usability, dan estetika saat menciptakan user interface dan user experience (baca juga dari sisi design princple sebagai landasan teori dalam membuat desain). Dengan menciptakan UI dan UX yang intuitif dan mudah digunakan, kamu dapat menciptakan produk yang disukai dan digunakan secara teratur oleh pengguna.
Conducting Usability Testing
Usability Testing adalah langkah penting dalam desain produk. Ini melibatkan pengujian produk dengan user sebenarnya untuk memastikan bahwa produk memenuhi kebutuhan mereka dan mudah digunakan tentunya. Usability Testing bisa memiliki banyak bentuk, mulai dari pengujian secara one on one hingga pengujian secara remote dengan large groups of users.
Tujuan dari usablity testing adalah mengidentifikasi area di mana produk kurang bagus atau butuh di improve dan mengumpulkan user feedback dari sisi user untuk dilakukan improvement nantinya. Dengan conducting usability testing, kamu dapat menciptakan produk yang mudah digunakan, menyelesaikan masalah secara nyata yang dihadapi oleh sisi user, dan memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
Melanjutkan Improvement Berdasarkan User Feedback dan Analisa data
Pekerjaan terakhir yang harus dilakukan dalam desain produk adalah improvement berkelanjutan berdasarkan user feedback dan analisis data. Desain produk adalah proses iteratif, dan perancang harus bersedia membuat perubahan pada desain mereka berdasarkan user feedback dan analisis data.
Dengan terus mengulang dan meningkatkan produk, kamu dapat menciptakan produk yang relevan dan berguna bagi user. Analisis data dapat membantu kamu mengidentifikasi area mana produk dapat ditingkatkan dan memberikan wawasan tentang user behavior dan preferensi pengguna.
Kesimpulan
- Desain produk melibatkan berbagai pekerjaan mulai dari user research hingga pembuatan prototipe, dan merupakan sebuah proses yang kompleks.
- Memahami kebutuhan dan keinginan user adalah langkah pertama dalam desain produk. user research dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, termasuk survei, user interview, dan observasi.
- Mengidentifikasi masalah dan pain point dalam produk kamu buat ini penting untuk menciptakan produk yang bisa menyelesaikan masalah bagi user.
- Mengembangkan strategi desain dari user research untuk memenuhi kebutuhan, harapan, tujuan, dan objektif perusahaan.
- Membuat prototype pada awal proses desain dapat membantu designer menghindari kesalahan yang mahal di kemudian hari dalam development.
- Refine dan Interate desain berdasarkan user feedback sangat penting dalam menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan dan harapan user.
- Kolaborasi dengan tim devisi lain, termasuk dev team, marketing, dan product manager, penting dalam menciptakan produk yang sukses.
- Pastikan produk memenuhi persyaratan teknis untuk menciptakan produk yang fungsional, dapat digunakan, dan hemat biaya dalam proses pengembangan.
- Buat UI dan UX yang intuitif dan mudah digunakan untuk menciptakan produk yang disukai dan digunakan secara teratur oleh pengguna.
- Lakukan usability testing dan terus perbaiki produk berdasarkan user feedback dan analisis data. Ini penting dalam menciptakan produk yang relevan dan berguna bagi pengguna.